Baca Juga: Menikmati Pempek Palembang: Tradisinya Sambil Ngirup Cuko
Kuah celimpungan yang terbuat dari santan memiliki warna kekuningan, namun rasanya tidak pedas.
Sehingga untuk pecinta kuliner yang ingin mencicipi celimpungan, sebaiknya menambahkan sambal goreng yang akan menambah sensasi kelezatannya.
Asal-Usul
Menurut sejarah asal usul atau asal mulanya, warna kuah yang berwarna kuning memiliki sebuah makna yang berarti meriah, ramai atau semarak.
Jadi wajar, jika celimpungan adalah salah satu makanan yang memiliki simbol yang mengobarkan semangat sebelum kita beraktivitas.
Baca Juga: Mencari Pempek Enak di Palembang, Ini Beberapa Pempek yang Layak Dicicipi
Menurut sejumlah warga Palembang, dahulu masyarakat bereksperimen dengan menggunakan santan yang dicampur rempah-rempah, seperti kunyit, lengkuas, serai, dan sebagainya.
Maka terbentuklah celimpungan. Nama celimpungan sendiri diambil dari kata "Cemplung".
Di mana saat memasukan adonan ke dalam kuah santan mendidih menimbulkan suara "plung", hingga akhirnya dinamakan celimpungan.
Biasanya celimpungan disajikan sebagai menu sarapan, namun seiring waktu celimpungan menjadi makanan yang bisa dikonsumsi kapan saja.
Pada saat Hari Raya Idul Fitri, celimpungan menjadi salah satu menu favorit yang disajikan bersama dengan lontong sayur dan lauk pauknya.
Baca Juga: Kuliner Khas Palembang, Pempek, ternyata ada juga di Bali
Di Kota Palembang, tidak sulit untuk menemukan makanan ini, seperti saat Ramadan misalnya, celimpungan dapat anda dapatkan di pasar beduk ataupun di beberapa kedai yang menjual makanan khas Palembang.
Harga semangkuk celimpungan relatif murah hanya Rp 15.000.
