HAR sering membagikan keuntungan dari penjualan martabak kepada fakir miskin di Palembang dan rutin menyantuni kaum duafa, terutama saat bulan Ramadhan.
Seiring berjalannya waktu, toko martabak HAR merambah ke setiap jalan utama di Palembang dan bahkan ke kota-kota lain, menjadikannya ikon kuliner yang diakui di berbagai tempat, termasuk Jakarta.
Namun, kesuksesan HAR tidak pernah membuatnya lupa akan akar dan nilai-nilai luhur dari kampung halamannya. Ia tetap rendah hati dan selalu mengutamakan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama.
Kisah HAR dan martabaknya adalah bukti bahwa kesederhanaan, kerja keras, dan kebaikan hati dapat mengubah hidup seseorang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitarnya.
Martabak HAR bukan hanya tentang rasa yang lezat, tetapi juga tentang semangat, inspirasi, dan kebaikan hati yang selalu menginspirasi orang-orang di sekitarnya.
Artikel Terkait
Hadiri Grand Opening Martabak HAR Simpang Sekip dan HUT ke-76 Tahun Martabak HAR, Ini Pesan Gubernur Sumsel
Martabak: Jejak Sejarah Kuliner Nusantara yang Menggoda Selera
HAR, dari Pembersih Cerobong Asap Pertamina Coba Bikin Martabak
HAR, Sukses di Palembang Merantau dari Kerala, India
Martabak HAR dan Martabak India/Malabar, Pilih Mana?
HAR, semasa Hidupnya Selalu Berbagi Langsung dengan Masyarakat
Apa Kaitan HAR dan Mertua Almarhum Bambang Utoyo?