Wamen Stella menegaskan bahwa LPDP tidak hanya menyalurkan beasiswa bagi mahasiswa S1–S3, tetapi juga mendanai riset di universitas serta program peningkatan kompetensi dosen.
“Beasiswa LPDP ditujukan bukan hanya bagi mahasiswa, tetapi juga dosen. Tujuannya meningkatkan kompetensi akademik dan kualitas riset di kampus,” ungkapnya.
“Dana abadi penelitian di bawah LPDP itu hasil investasinya disalurkan langsung ke universitas lewat Kemendikti Saintek. Jadi nanti tambahan dana ini bisa memperkuat riset-riset strategis, seperti ketahanan energi dan pangan.”
Menurutnya, peta riset nasional saat ini berfokus pada bidang energi terbarukan, bioteknologi, pangan berkelanjutan, dan teknologi pertahanan, yang semuanya dinilai sangat penting bagi kemandirian bangsa.
Prabowo Ingin LPDP Prioritaskan Kedokteran dan Kesehatan Gigi
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga menekankan pentingnya memprioritaskan bidang kedokteran, terutama mengatasi kekurangan dokter gigi dan tenaga medis di daerah.
“Sekarang kita harus menghasilkan dokter gigi yang cukup banyak. Dokter umum saja masih kurang. Jadi kebijakan pendidikan harus disesuaikan,” ujar Prabowo.
“Kalau perlu, kita tambah beasiswa. Mungkin LPDP prioritas utamanya sekarang kedokteran.”
Rencana ini sejalan dengan kebijakan penambahan fakultas kedokteran di beberapa universitas negeri dan swasta, yang membutuhkan dukungan anggaran besar untuk fasilitas laboratorium, rumah sakit pendidikan, dan tenaga pengajar spesialis.
Simbol Kebijakan Antikorupsi yang Produktif
Langkah Prabowo memanfaatkan uang sitaan korupsi untuk investasi pendidikan dinilai banyak pengamat sebagai simbol politik baru: dari hukuman menuju kebermanfaatan.
Alih-alih hanya mengembalikan dana ke kas negara, strategi ini mendorong agar hasil kejahatan dapat dikonversi menjadi modal pembangunan manusia unggul.
Seorang analis kebijakan publik dari CSIS Jakarta menilai:
“Ini bentuk moral restitution — uang korupsi dikembalikan kepada rakyat dalam bentuk beasiswa dan riset. Jika dikelola transparan, dampaknya bisa sangat besar terhadap mobilitas sosial dan inovasi nasional.”
LPDP Kini Kelola Dana Abadi Pendidikan Rp160 Triliun
Hingga 2025, LPDP telah mengelola dana abadi pendidikan sebesar lebih dari Rp160 triliun, dan menjadi salah satu lembaga pengelola beasiswa terbesar di Asia.
Penambahan Rp13 triliun dari hasil sitaan korupsi CPO — jika terealisasi tahun depan — akan menjadi suntikan terbesar sejak LPDP berdiri pada 2012.
