“Jadi kapanpun, kita bisa belajar teater. Bangun tidur bisa belajar teater. Apa? Gerak tubuh. Mulai dari bangun melemaskan badan, tangan, kemudian berjalan ke kamar mandi. Salat subuh, apalagi ditambah olah raga. Semua itu belajar teater dalam keseharian.
Intinya disiplin melakukan secara rutin. Tapi penyakit kita malas, meskipun itu kegiatan sederhana yang sehari-hari bisa kita lakukan,” ujarnya ketika dibincangi sembari menyaksikan anak-anak latihan tari di panggung Aula Museum Negeri Sumsel, Minggu (5/2/2023).
Erwin menambahkan, latihan perdana ini akan dilanjutkan secara rutin setiap pekan.
Untuk kelas anak-anak akan dilakukan di Museum Negeri Sumsel. “Untuk kelas dewasa akan dilakukan di Taman Budaya Sriwijaya Jakabaring setiap pukul sepuluh pagi,” tegasnya.
Menandai latihan perdana itu, Erwin Janim, Ketua Teater Mahameru memotong tumpeng secara simbolik. “Tumpeng, ini simbol perjalanan pengabdian hamba kepada Tuhan. Puncak tumpeng ini luncup ke atas, simbol menuju Tuhan. Mahameru simbolnya gunung, ke bawah besar, keatas kecil. Mahameru diharapkan mampu membawa kita dalam berkarya tetap menyebarkan nilai-nilai kebaikan kepaad Tuhan,” ujarnya mengantar pemotongan tumpeng.
Hadir dalam acara itu, selain para praktisi teater, tari, pantomim, para mentor dan wali murid yang belajar di Teater Mahameru, juga tampak Amarullah, SH, Kasubag Tata Usaha Museum Negeri Sumsel, mewakili Kepala UPTD Museum Negeri Sumsel dan Taman Budaya Sriwijaya, H. Chandra Amprayadi, SH.
Amrullah mengatakan, diharapkan melalui latihan perdana ini dapat menambah kiat para pelaku seni, baik pelatih, anak asuh, dan Teater Mahameru untuk terus berkreatifitas sesuai dengan bidangnya masing-masing.