KetikPos.com - Drama atas video viral konten daging 200 kilogram yang ludes dalam sekejap yang diunggah influencer terkenal Willie Salim terus meluas.
Terkini, sejumlah elemen masyarakat Palembang lintas profesi berencana akan menempuh jalur hukum atas konten yang diunggah Willie Salim dalam waktu dekat ini.
Salah satunya, Yayasan Bantuan Hukum Sumatera Selatan Berkeadilan (YBH SSB) DPC Kota Palembang berencana akan menempuh jalur hukum untuk meminta pertanggungjawaban atas dampak yang ditimbulkan dari konten tersebut.
Baca Juga: Drama Rendang Willie Viral, Warga Palembang Tersinggung dan Marah
"Kami bakal turut menempuh jalur hukum dengan melaporkan atas atas aksi dan ucapan Willie yang dinilai telah melukai dan membuat stigma negatif bagi Kota Palembang,"tegas Ketua YBH SSB DPC Kota Palembang, Muhammad Miftahudin, SH, pada Sabtu (22/03/25).
Miftahudin, menegaskan bahwa konten yang dibuat oleh Willy Salim telah mencoreng nama baik Kota Palembang dan menimbulkan stigma negatif bagi Kota Palembang.
"Kami merasa sangat dirugikan. Narasi yang berkembang di media sosial seolah-olah menggambarkan masyarakat Palembang sebagai pihak yang tidak bertanggung jawab dan tidak memiliki etika.
Baca Juga: Drama Rendang 200 Kg” di Palembang: Antara Konten, Kejanggalan, dan Ancaman Laporan ke Polda
Setelah kami menelaah video-video yang beredar, kami menduga adanya unsur kesengajaan atau settingan dalam hilangnya rendang tersebut.
Hal ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga berdampak pada sektor pariwisata dan kuliner Palembang," ujar Miftahudin
Dirinya menilai bahwa publikasi negatif seperti ini dapat berdampak buruk terhadap daya tarik wisata kuliner khas Palembang di mata wisatawan lokal maupun internasional.
Baca Juga: Drama Rendang 200 Kg di Palembang: Settingan atau Realita?
Lebih lanjut, Miftahudin menegaskan bahwa fenomena semacam ini tidak boleh dibiarkan. Ia khawatir jika tidak ada tindakan tegas, insiden serupa akan terus berulang di berbagai daerah, di mana konten kreator sengaja membuat sensasi tanpa mempertimbangkan dampak yang ditimbulkan.
"Kami tidak ingin hal ini menjadi preseden buruk. Jika dibiarkan, bisa saja ada lagi kreator yang melakukan hal serupa di tempat lain. Oleh karena itu, kami akan mengambil langkah hukum agar ada efek jera dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi," tambahnya.
Baca Juga: Rendang Siap Didaftarkan sebagai Warisan Budaya Dunia UNESCO pada 2025