Sahilin menikah dengan Asmawati pada 1977, seorang wanita yang sangat beliau cintai. Mereka dikaruniai enam orang anak, namun tiga diantaranya meninggal. Pada tahun 2012 sang istri juga meninggal yang membuat Sahilin kadang larut dalam kesedihan.
Kesederhanaan dan profesionalisme membuat Sahilin begitu berharga di mata masyarakat. Kesenian tradisional yang beliau dendangkan cukup mampu menghipnotis para penikmat hingga larut menjelang pagi.
Beliau juga selalu menghargai janji untuk tampil dan tidak pernah mengecewakan pelanggan sekalipun ada tawaran yang datang belakangan tarifnya lebih tinggi.
Konsistensi Sahilin pada seni telah mendapat pengakuan sebagai Maestro Seni untuk Pemantun Gitar Buah Sembilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata pada tahun 2007.
Selain itu, beliau juga telah mengoleksi beberapa penghargaan atas pengabdian beliau pada seni.
Artikel Terkait
Provokator dan Perekam Penganiayaan David, anak Pengurus GP Ansor Ternyata S dan Kini Jadi Tersangka
Waspada Akan Cuaca Ekstrim, Ini Daerah Yang Diperkirakan Hujan
Maestro Batanghari Sembilan, Sahilin Tutup Usia, Dentingan Gitarnya dengan Bujang Buntu Takkan terdengar Lagi
Ayah Sahilin, Muhammad Saleh, Pernah jadi Tentara zaman Jepang
Sahilin, Maestro Seni Pemantun Gitar Buah Sembilan dari Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Tahun 2007