4. Fasilitas cuci dan pengeringan ompreng buruk.
Baca Juga: Putus Rantai Pungli Penertiban Pedagang, Andreas Desak Walikota Evaluasi Satpol PP Palembang
5. Pembersihan alat kurang optimal.
6. keberhasilan lingkungan buruk.
7. Penyimpanan bahan baku tidak standar.
8. Suhu dan waktu pemasakan tidak tercapai.
Baca Juga: Andreas Okdi Priantoro: Saatnya Palembang Punya Pasar Seni dan Wajah Kota yang Baru
9. Tahap kritis takpantau (lemari pendingin/ produk).
10. Penjamah pangan belum memiliki pengetahuan tentang keamanan pangan.
11. higientas buruk (masker, sarung tangan, dan penutup kepala tidak konsisten)
Baca Juga: Penertiban Pasar Dinilai Hanya Gimik, Andreas Minta Wali Kota Evaluasi Kasat Pol PP Palembang
12. Distribusi makanan dilakukan lebih dari empat jam setelah proses pemasakan.
13. Distribusi MBG ke sekolah tidak berdasarkan urutan batch waktu pemasakan.
Dorong Evaluasi Sistemik Program MBG
Menanggapi hal itu, Andreas mendorong adanya langkah konkret dari Pemerintah Kota Palembang bersama BPOM untuk memperketat pengawasan dapur produksi MBG.
Artikel Terkait
Marak Beras Oplosan, Andreas Okdi Priantoro Desak Penegakkan Hukum Tegas: Ini Kejahatan Terorganisir!
Penertiban Pasar Dinilai Hanya Gimik, Andreas Minta Wali Kota Evaluasi Kasat Pol PP Palembang
Andreas Okdi Priantoro: Saatnya Palembang Punya Pasar Seni dan Wajah Kota yang Baru
Putus Rantai Pungli Penertiban Pedagang, Andreas Desak Walikota Evaluasi Satpol PP Palembang
Andreas Okdi Priantoro Soroti Kasus Keracunan SDN 178, Desak Rombak SOP Dapur MBG
Andreas Okdi Priantoro Serap Aspirasi Warga Tuna Netra Terkait Rencana Pembangunan Rusunawa
Pasca 13 Siswa Keracunan, Andreas Okdi Priantoro Sidak SD Negeri 178 Palembang