Pesan ketiga membawa kita pada penghapusan larangan 'Toilet Bukan Untuk Mandi.' Kebersihan, yang diakui sebagai sebagian dari iman, adalah hak setiap individu.
Masjid seharusnya menjadi tempat yang mendukung prinsip ini, di mana semua, tidak hanya jamaah, dapat menggunakan fasilitas toilet dengan bebas.
Ini adalah bentuk pemahaman bahwa kebersihan fisik sejalan dengan kebersihan spiritual.
Baca Juga: Al Quran Terbesar dari Kayu Tembesu: Simbol Kebesaran dan Keagungan di Palembang
4. Anak-anak Kecil: Penerus Wajib
Pesan keempat menyoroti pentingnya mendukung keberadaan anak-anak kecil di masjid.
Melarang membawa anak atau melarang mereka bersuara bisa menjadi hambatan bagi pembentukan generasi penerus yang mencintai masjid.
Anak-anak adalah investasi kita dalam masa depan, dan memberi mereka ruang di masjid adalah cara untuk mengajarkan nilai-nilai keagamaan dengan cinta dan penghargaan.
5. Masjid sebagai Pusat Kegiatan
Pesan kelima mengajak kita untuk membangun masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan.
Dari musyawarah, pendidikan, hingga tempat untuk menenangkan hati, masjid harus menjadi tempat yang memenuhi berbagai kebutuhan spiritual dan sosial.
Membangun masjid dengan kenyamanan maksimal mengubahnya menjadi lebih dari sekadar tempat sujud.
Baca Juga: Jembatan Ampera Palembang: Melintasi Sejarah Penghubung Sungai Musi dengan Megah dan Elegan
6. Infak yang Memberikan Manfaat
Pesan terakhir menekankan pada bijaksana pengelolaan infak masjid.