KetikPos.com – Sebuah teguran sederhana di lingkungan sekolah berubah jadi drama politik tingkat tinggi. Kisah ini bermula di SMP Negeri 1 Prabumulih, ketika Kepala Sekolah Roni Ardiansyah dikabarkan menegur anak Wali Kota Arlan yang membawa mobil ke sekolah.
Tak lama, surat mutasi pun turun. Publik menilai, pencopotan itu bukan kebetulan. Tuduhan “abuse of power” merebak, nama Arlan jadi bulan-bulanan warganet, dan isu pun menjalar ke ranah hukum.
Dari Mutasi Mendadak ke “Panggung” Kemendagri
Viralnya isu membuat Inspektorat Jenderal Kemendagri turun tangan. Arlan dan Roni dipanggil ke Jakarta, diperiksa, dan bahkan dipertemukan langsung. Di sana, keduanya berangkulan, tanda perdamaian.
Baca Juga: PGRI Sumsel Tunjukkan Solidaritas, Dampingi Kepala SMPN 1 Prabumulih dan Tenaga Kependidikan
Namun hasil pemeriksaan tidak ringan:
Mutasi Roni dibatalkan.
Arlan dijatuhi peringatan tertulis kategori berat.
Bagi pejabat, sanksi ini bukan sekadar formalitas. Catatan buruk bisa jadi “hantu” yang menghambat karier, apalagi jika ingin melangkah ke panggung politik yang lebih tinggi.
KPK Ikut Turun: Sorotan ke Harta Kekayaan Arlan
Belum reda sorotan publik, kini giliran KPK yang masuk ke arena. Lembaga antirasuah itu mengumumkan tengah meneliti Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) milik Arlan.
“Verifikasi ini penting untuk memastikan apakah gaya hidup pejabat sesuai dengan harta yang dilaporkan,” ungkap seorang pejabat internal KPK, Jumat (19/9/2025).
Artinya, drama ini sudah melampaui soal mutasi. Kini, Arlan menghadapi pertanyaan lebih serius: apakah ia bersih secara finansial?
Artikel Terkait
Kepala Sekolah Dicopot, Putra Wali Kota Prabumulih dan Mobil Misterius Jadi Sorotan
Profesor dalam Nama Penghargaan: Antara Aturan, Budaya, dan Penghormatan, Sorotan terhadap Profesor Mahyuddin Award
PGRI Sumsel Tunjukkan Solidaritas, Dampingi Kepala SMPN 1 Prabumulih dan Tenaga Kependidikan
Walikota Prabumulih Dipanggil Kemendagri, Terima Sanksi Berat, Kini Dihadang Tantangan Debat Terbuka