Fenomena meningkatnya penggunaan media sosial sebagai alat kampanye juga menjadi perhatian Sofhuan. Di era digital saat ini, influencer media sosial, termasuk mereka yang masih berusia di bawah umur, memiliki daya tarik besar bagi para pemilih muda.
Popularitas mereka sering kali dimanfaatkan oleh para pasangan calon untuk menarik perhatian publik, khususnya di kalangan pemilih milenial dan Gen Z.
Baca Juga: Kampanye Hitam di Pilkada Palembang: Senjata Makan Tuan yang Justru Bisa Menguntungkan Pihak Lawan
"Memang, kampanye di media sosial sangat efektif dalam menjangkau pemilih muda, tetapi harus diingat bahwa ada batasan hukum yang harus dihormati. Anak-anak, meskipun sudah memiliki popularitas di media sosial, tetap harus dilindungi dari eksploitasi politik," kata Sofhuan.
Sambungnya, penting bagi pasangan calon untuk menjaga integritas kampanye mereka dengan tetap berfokus pada ide, visi, dan program kerja yang relevan bagi masyarakat.
Menurutnya, kampanye yang beretika dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan akan lebih mendapatkan apresiasi dari publik dibandingkan dengan kampanye yang melibatkan anak-anak untuk tujuan pencitraan politik.
"Kampanye yang bersih, berfokus pada substansi, dan tidak melibatkan anak di bawah umur, akan lebih dihargai oleh masyarakat.
Paslon seharusnya menonjolkan program-program yang nyata dan berdampak positif bagi warga, bukan sekadar menarik perhatian melalui influencer muda yang masih di bawah umur," tambahnya.
Harapan untuk Pilkada 2024
Dengan semakin dekatnya Pilkada 2024, Sofhuan berharap seluruh pasangan calon di Palembang dan tim sukses mereka dapat menjalankan kampanye yang sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Sofhuan mengingatkan agar masyarakat, khususnya orang tua, lebih waspada terhadap potensi eksploitasi anak-anak mereka dalam kegiatan politik.
"Kami berharap Pilkada 2024 dapat berlangsung dengan adil, jujur, dan sesuai aturan. Pasangan calon dan tim kampanye harus bertanggung jawab dalam menjaga proses ini berjalan dengan baik, tanpa melanggar hak-hak anak atau aturan pemilu," tegasnya
Melalui peringatan ini, Sofhuan berharap agar seluruh paslon di Palembang lebih berhati-hati dalam menyusun strategi kampanye, mengingat adanya aturan yang ketat terkait keterlibatan anak-anak dalam kegiatan politik.
Artikel Terkait
Kampanye Hitam di Pilkada Palembang: Senjata Makan Tuan yang Justru Bisa Menguntungkan Pihak Lawan
Cegah Money Politics pada Pilkada 2024, YBH SSB Palembang Segera Dirikan Posko Pengaduan di 18 Kecamatan
Wujudkan Pilkada yang Bersih dan Transparan, BP2SS Tegaskan Akan Bentuk Satgas Anti Money Politics
Sofhuan Yusfiansyah: Tantangan Money Politics Menjelang Pilkada 2024
Menkominfo Gandeng Platform Digital, Wujudkan Pilkada Damai 2024 dengan Kampanye Anti-Hoaks
TAHAPAN PILKADA SERENTAK DI PROPINSI SUMATERA SELATAN SEDANG BERLANGSUNG
Pilkada Serentak 2024: Apa Beda Kampanye Hitam dan Kampanye Negatif